Rabu, 27 April 2011

Binroh-Menjaga Hati Orang Lain

Oleh : Cie_Poet
Gempita, majalah sekolah


Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijikkepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujaraat[49]12)

            Hal yang biasanya menjadi pengaruh keadaan hati adalah pengaruh komunikasi dan interaksi. Komunikasi dan interaksi yang ada di sekitar kita ada yang berlabel negative. Untuk menghindari komunikasi dan interaksi yang negative, seseorang itu harus pandai mengolah komunikasi dan interaksi. Sehingga komunikasi dan interaksi tersebut dapat berubah label menjadi positif. Dengan kata lain, menjaga hati adalah solusinya.
            Sulitnya menjaga hati menjadi fenomena di kalangan muslim. Beberapa dari mereka menyatakan bahwa menjaga hati itu tidak mudah.
            “Sungguh, menjaga hati itu tak mudah. Kalaupun aku bias, itupun tak bertahan lama. Belum tentu pula orang yang ada di sekitar kita terbebas dari prasangka-prasangka di hati mereka. Dan bagi saya yang paling sulit adalah menjaga hati orang lain.” Tutur salah satu akhwat yang bersekolah di SMA N 1 Kutowinangun.
            Suatu peristiwa yang dapat dilihat seringkalinya, seseorang kolaps dikarenakan hati mereka kurang terjaga, lebih tepatnya terganggu. Bagi siapa saja yang hatinya terganggu terkadang membuat fisik bobrok dan semangat luntur. Di sini lah letak bahayanya jika kita tidak hati-hati bermain dengan hati. Apalagi jika seseorang tersebut adalah seorang pelajar. Pelajaran-pelajaran mereka terbengkalai, yang ada hanya angka merah yang mereka peroleh.
            Melihat bahaya yang ditimbulkan jika tidak menjaga hati, dapat disimpulkan bahwa menjaga hati itu penting.
           
Mengapa menjaga hati itu penting?
            Menjaga hati penting karena dengan menjaga hati, seseorang akan memperoleh ketenangan dan keterjagaan. Hati yang sudah demikian akan terkesan damai dan bahagia.

Hubungan dengan kedua orang tua
            “Orang tua itu adalah sesuatu yang sangat berharga bagiku. Mereka tak tergantikan. Dan ketika hati mereka tersakiti, hatiku pun ikut tersakiti. Aku sangat menyayangi orang tuaku.” tutur salah satu tokoh masyarakat.
            Keberadaan orang tua dalam setiap waktu adalah salah satu kehangatan dalam sebuah keluarga. Maka ketika sedikit saja hati mereka tak dijaga, kehangatan yang ada dalam waktu yang singkat sudah jauh pergi. Untuk itu, menjaga hati adalah solusinya.

Hubungan dengan teman dan cinta kepada lawan jenis
            Dengan adanya teman, seseorang dapat memperoleh banyak ekspresi kehidupan. Jadi, kita harus menjaga hati teman juga agar kita dapat memiliki banyak teman.
            ‘Kecenderungan untuk tertarik dengan lawan jenis bisa dirasakan oleh siapa saja. Sebuah rasa yang membuat hati bias berbunga-bunga ini sering disebut anugerah.’
            Tertarik kepada lawan jenis dapat dirasakan oleh siapa saja yang dimaksud dalam tulisan di atas adalah cinta tak memandang orang yang dihampiri. Seorang aktivis dakwah ataupun seseorang yang senantiasa Ghodzul basgar dan sering menegakkan sepertiga malam pun dapat merasakan datangnya cinta kepada lawan jenis.
            Untuk mengatasi masalah cinta kepada lawan jenis yang belum masuk dalam gerbang perikahan, seseorang dituntut menjaga hatinya agar tidak keluar batas. Jadi, ketika cinta dating, menyelinap, atau tanpa disadari bersemayam dalam hati, berhati-hatilah.
            “Seseorang sejalan dan sealiran dengan kawan akrabnya, maka hendaklah kamu berhati-hati dalam memilih kawan setia.” (HR.Ahmad)
            Maha agung Allah yang telah menganugerahkan jiwa-jiwa persaudaraan buat seorang mukmin. Ada kebahagiaan tersendiri ketika hidup dengan banyak teman dan saudara seiman. Mungkin itulah di antara bentuk keberkahan. Namun, tidak semua pertemanan berujung kebaikan. Perlu cara tersendiri agar niat baikpun menghasilkan yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar